Juni Menangis
28, Juni 2015
benar,
kehidupan memang penuh misteri. Tidak pernah bisa ditebak jika tanpa kejernihan
akal, perasaan, dan pasrah pada guratan takdir.
Ruhku bermain kata dalam pikiran,
mulai dari senang, sedih, tertawa, menangis sampai dalam keaadaan setengah
gila. Untuk bisa berbicara dengan para ikan yang membisu bagai ditelan aquarium
jadi-jadian. Terlalu penuh emosi memang, ketika realitas diajak bermain, tanpa
dibarengi dengan logika berpikir yang rasional sehingga dapat menimbulkan
banyak praanggapan yang muncul bertubi-tubi.
Apa yang harus aku lakukan sekarang
ini? menangis, melamun, bangkit, atau melambaikan tangan pada setiap kenangan
yang kemarin hari. Terlalu klise untuk mengatakan ketika jatuh lalu bangkit dan
berhasil. Jika tanpa diiringi dengan proses, keinginan, kekuatan, dan tentunya
doa kepada Sang Raja Nirwana.
Kosan
Sarijadi,
Ketika tangan
Komentar
Posting Komentar